Nama saya Rahmi Haliyanti Haisi, seorang anak perempuan
berusia 21tahun kala itu. Saya berasal dari sebuah kampung kecil tepatnya di
kolonodale, Kabupaten Morowali Utara. Tulisan ini saya buat sebagai wujud rasa
syukur saya kepada Tuhan,keluarga, sahabat, Dosen dan universitas tadulako
tempat saya menimba ilmu. Awalnya saya tidak pernah membayangkan ataupun punya harapan
besar untuk bisa keluar Negeri karena merupakan hal yang mustahil bagi saya
untuk bisa seperti itu, meskipun di bayangkan saya pun pasti merasa takut
duluan, sebab saya belum pernah naik pesawat dan sama sekali belum pernah
bepergian sejauh-jauhnya dari orang tua. Namun Tuhan sudah berkehendak maka
terwujudlah hal itu. Singkat cerita, Universitas Tadulako mengadakan suatu
program pertukaran pelajar yang dikhususkan untuk mahasiswa Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan yang akan praktek mengajar dalam kurun waktu satu bulan di
negara-negara kawasan asia tenggara nama programnya adalah SEAMEO.
SEAMEO adalah singkatan dari South Asean Minister Education
Organization. Organisasi yang dibentuk oleh seluruh Menteri Pendidikan
yang ada dinegara-negara ASEAN. SEAMEO berdiri pada tahun 1965 dengan
tujuan untuk membangun kerja sama dalam bidang pendidikan, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan pada wilayah tersebut. Mendengar kegiatan ini, sebagai mahasiswa
yang selalu ingin berkembang didunia kampus saya pun mencobanya dengan tujuan
awal hanya untuk melatih kemampuan saya dalam berbahasa inggris mengingat
program ini adalah program internasional dan saya sangat senang dengan mata
kuliah bahasa inggris.
Pada tahap awal pihak koordinator menjaring nama-nama
peserta melalui masing-masing program studi, nama saya masuk dalam daftar
karena dari awal memang hanya ingin mencoba dan kepo tentang program ini,
urusan lolos atau tidaknya saya tidak ambil pusing ,,,
Alhasil saya menjadi salah satu mahasiswa perwakilan Prodi Geografi yang ikut seleksi, mengapa satu-satunya? sebab teman teman saya tidak
ada yang berminat (mungkin karena mereka tidak tertarik dengan syarat yang
mewajibkan pesertanya harus berbahasa inggris). Masih teringat jelas, saya mengikuti seleksi kegiatan ini di
gedung international office universitas tadulako, rasa minder menghantui kepala
melihat peserta lain yang kebanyakan berasal dari prodi bahasa Inggris yang
mana mereka pasti sudah jago dalam urusan Speaking English Leanguage.
Ketika masuk diruang interview, alhamdulillah
saya paham dan mampu menjawab beberapa pertanyaan dari panitia, yang paling
membekas adalah ketika professor marsetyo bertanya, kenapa saya ingin ke thailand?
Kenapa tidak ke timor leste saja ? itu kan termasuk kawasan asia juga sambil
tertawa didalam ruangan, saya pun ikut tertawa karena hanya itu yang bisa saya
lakukan hahhaha
Kegiatan penjaringan yang dilakukan pihak panitia Universitas Tadulako sebagai Sending University dan Host University boleh
dibilang cukup ketat, mereka melakukan beberapa test seperti interview,dan juga
praktek mengajar demi melihat kemampuan yang kami miliki. Pada Tahap interview, saya dinyatakan lolos. Kemudian saya harus menjalani tahapan ke dua dari
proses penjaringan yaitu praktek mengajar didepan juri, saya berusaha belajar
dan berbuat yang terbaik sebelum hari H, meskipun beberapa kejadian tak
mengenakkan hati menimpa saya pada pelaksanaan tes, saat tampil salah seorang
juri mengintruksikan untuk berhenti mengajar dengan alasan yang saya sebenarnya
masih bingung apa sebab musababnya , finally saya hanya bisa bersabar karena
hal tersebut adalah hak dari para juri. Hari yang dinanti pun tiba, saya dinyatakan lolos menjadi
salah seorang Delegasi. Perasaan senang dan bangga, Namun cobaan masih datang
menghampiri dan kali ini benar-benar membuat down. Pihak universitas penerima
sama sekali belum mengkonfirmasi penerimaan mereka terhadap kami, dan the point
is, apabila mereka tidak kunjung mengkonfirmasi kami dinyatakan gagal
berangkat. (so sad) Setelah beberapa
minggu menunggu, akhirnya pihak penerima mengabarkan bahwa siap menerima kami
diuniversitas mereka sekaligus meminta maaf karena keterlambatan merespond
kedatangan kami dikarenakan mereka melaksanakan kunjungan ke negara lain. Pihak Universitas Tadulako pun mengatur keberangkatan kami mulai dari passport,asuransi dan dokumen pendukung lain hingga acara pelepasan oleh Dekan FKIP Universitas Tadulako.
(Foto Bersama Kepala International Office, Coordinator Project Seameo di Universitas Tadulako)
Well tibalah saat yang dinantikan, yaitu
berangkat ke Thailand dengan keberangkatan awal dari kota Palu-Makassar-Jakarta-Bangkok-Chiang
Rai, sangat terharu dan senang yang teramat sangat sebab ini kali pertama saya
keluar dari “Comfort Zone” .... Ohh iya, saya tidak sendirian, Ke empat partner saya telah duluan berangkat ke Philippina dan tersisa kami berdua, Rahmi Haliyanti dan Aulia Rachmania Mahasiswa Delegasi asal Universitas Tadulako.
To be continued~~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar